Rabu, 18 Maret 2015

Tabula rasa

  •  

    Terlihat biasa, area yang jauh dari kemegahan, dan mungkin jarang ditemui di kota besar.
    Menurutku inilah hasil jepretan yang paling menampar. 
    Bagaimana seorang anak kecil mengulurkan tangan untuk orang yang jauh lebih dewasa, agar dapat bermain bersama dan menolong agak tidak terjatuh. 




    Mereka berteriak kegirangan saat orang yang lebih dewasa dari mereka ikut berpartisipasi dalam permainan yang mereka lakukan.  Bukan perkara badan siapa yang lebih besar atau usia siapa yang lebih tua.
    Mereka dengan tulus berkata:
    "Ayooo.....masuklah, pelan-pelan aja biar gak tergelincir, pegang tanganku kak".
    Bukankah seharusnya kalimat itu dari orang yang aku, kamu dan kita?

    Sangat bersyukur dilahirkan dan besar dengan lingkungan sederhana dan kehidupan yang tergolong tidak terhipnotis pada sebuah gadget. Anak-anak yang ada lingkungan ini, memang tidak semua terhipnotis pada gadget, ada juga yang terhipnotis. Puji Tuhan dilingkungan ini kebanyakan mereka masih memilih bermain sepeda, bermain kelereng dan sebagainya.

    Jarang bertemu apalagi bermain bersama namun ketika mereka berenang kegirangan dan melihat kami datang menghampiri, merekapun memilih berhenti berenang dan memilih bermain bersama sambil menangkap ikan. Pintarnyaa mereka juga paham bahwa kami tidak mungkin berenang dengan kondisi tersebut bersama mereka.
    Hal yang paling mengiris, bahwa saat melalui kolam yang satu ke kolam yang lain memiliki kedalaman yang cukup dalam. Kolam tersebut terlihat dangkal tapi lumpur yang didalam kolam melebihi kedalaman yang diperkirakan. Bijaknya anak kecil yang masih menduduki sekolah dasar ini mengambil sebuah bambu yang besar agar menjadi jembatan menyebrang. 
    Padahal mereka tidak butuh akan hal itu, mereka cukup berenang sebentar untuk melalui kolam per kolam.
    Mereka mencari bambu tersebut bukan mengambil yang sudah disediakan, sampai sekarang pun aku tidak tau ntah darimana mereka mencari bambu itu.
    Belum lagi mereka tidak memberi aku masuk kolam, ada satu  kolam yang menurut mereka agak sulit, karena ada sejenis hewan yang dapat menjepit kaki. Maka, mereka membiarkan aku hanya menunggu diluar menampung udang yang mereka dapat.

    Anak kecil ini sangat akrab dengan lawan jenisnya untuk melakukan semua itu. 
    Perempuan dan laki-laki sama-sama saling melindungi dan bekerja sama. Ini yang mungkin tidak dapat dilihat diluar sana, bagaimana bermain dengan mereka memberi banyak sekali pelajaran, dan bagaimana itu mengasihi.
    Diantara kami tidak ada kaitan darah yang menunjukkan kami bersaudara. Lingkungan tempat kami tinggal dan pola didik yang dilingkungan ini membentuk kami saling mengasihi, terlebih kasihnya mereka.  Inilah tempat kami dibesarkan, sangat bersuyukur dengan penuh suka cita mengatakan bahwa ini kampung halaman kami.
    Inilah kami yang akan terus berkembang dan berjuang di kota orang lain, namun tidak ada waktu sedikitpun untuk melupakan lingkungan tempat kami dilahirkan dan tumbuh.

    Aku paham bagaimana pentingnya sebuah gadget dalam setiap kebutuhan dalam dunia pendidikan terlebihnya, tapi hal yang lebih kupahami ketika gadget lebih menguasai daripada orangnya maka agak sulit berkomunikasi dengan orang lain. Semakin kumantapkan bahwa adik-adikku yang tumbuh di lingkungan ini tanpa terhipnotis oleh gadget membuat mereka memiliki kecerdasan emosional yang lebih baik daripada orang dewasa sekalipun. 
    Bukan menjudge bagaimana gadget, artinya harus dapat menempatkan dan kapan menggunakan sebuah teknologi dengan sangat baik dan memahami bagaimana lingkungan menginginkan kita untuk bermain bersama..


    Bagaimana mereka bertindak, bagaimana kpribadian mereka, mereka memantapkan bahwa sebuah teori Locke telah terjadi pada mereka. Mereka seperti kertas kosong dan dibentuk oleh lingkungan sekitar, bahwa pikiran individu "kosong" saat lahir, dan juga ditekankan tentang kebebasan individu untuk mengisi jiwanya sendiri yang mereka amati melalui panca indranya.

    Heiii.. banyak sekali pelajaran yang ada di dalam dunia anak terlebih adik-adikmu. Aku berpikir dan menyakini mereka sangat merindukan kamu kamu dan kamu. #Saribudolok#Minggu 16 marer 2015

Selasa, 03 Maret 2015

Anggap saja Demikian..

Ada yang bilang kalo menunggu itu menyakitkan. Ada juga yg bilang kalo meninggalkan juga menyakitkan. 
Kalo menurutku sangat jauh lebih menyakitkan ketika tidak tau apakah harus menunggu atau meninggalkan. Bisa menjadi diam saat tidak tau memulai darimana. Bisa juga menjadi tidak mampu mengucapkan karena begitu banyak yang ingin dipertanyakan. Ditambah lagi bagaimana harus mempertahankan yang sudah biasa atau mengubah hal yang biasa menjadi lebih baik atau lebih buruk dimata orang lain. 

Seperti ada rasa yang menggelitik, ingin bertanya pada siapa kegundahan ini. Iringan irama lagu seperti menggoda dan menertawakan bagaimana pernyataan-pernyataan yang bergejolak itu. Banyak hal memang yang sudah terjadi, namun sulit untuk dipahami. 
Hal yang paling lucu bagaimana alam ikut bermain dengan nyata, bagaimana sebuah tempat memberi jawaban. Aku percaya tidak ada yang kebetulan, semua sudah tersusun rapi dalam skenario-Nya.
Hal yang kupahami bahwa aku hanya sebagai lakon tidak mengetahui bagaimana skenario itu bahkan satu detik kemudian. Aku mengabaikan tulisan ini sehingga terlihat dalam kegamangan, aku juga mengabaikan hal apa yang akan menjadi pikiran orang lain saat membacanya. Anggap saja setiap titik dalam penjuru, tenyata memberi sebuah isyarat apa yang ingin dipertanyakan. Kenyataan yang terjadi, bahwa setiap hal yang biasa kulihat dan sangat sering ku dengar ternyata sekarang menjadi hal yang bisa menampar. 

Bisa disebutkan banyak hal yang terlintas dibenakku, bahkan bagaimana perasaan ini bergejolak. 
Baiklah.... Tidak akan ada yang mengetahui, terlebih memahami. Layaknya seperti seorang tokoh agama memberi siraman rohani pada orang yang mabuk. Yah... Anggap saja aku demikian, yang sekarang ingin bersandar pada sebuah cerita dalam blog yang akan kembali lebih rinci dalam sepenggal doa. Okee.. Semua akan dipahami hanya saat semua proses sudah dilalui.. Terimakasih..